Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Rabu, April 13, 2011

EPITAKSIS

EPITAKSIS
PERDARAHAN PADA HIDUNG

1.      Latar belakang
Dalam masyarakat,  perdarahan hidung lebih dikenal dengan istilah mimisan. Sedangkan dalam istilah kedokteran disebut dengan epistaksis. Orang tua biasanya mendapati anaknya mengeluarkan darah dari hidung tanpa mengetahui sebabnya. Memang, epistaksis biasanya terjadi pada anak-anak, walaupun kadang-kadang dapat dijumpai pada orang dewasa. (1)
Epistaksis yang terjadi pada anak-anak biasanya belum dikategorikan serius atau berat namun perlu  ditangani secara cepat dan serius. Perdarahan yang terjadi secara terus-menerus tanpa berhenti dapat menimbulkan akibat yang serius. Pada tingkat yang ringan, epistaksis dapat diatasi sendiri di rumah. Oleh karena itu orang tua perlu mengetahui bagaimana penatalaksanaan pertolongan pertama pada anak yang mengalami mimisan atau epistaksis. Pertolongan pertama pada anak epistaksis dapat dilakukan di rumah sebelum dibawa ke pelayanan kesehatan lebih lanjut.

Tujuan
  1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan kontrak belajar ini adalah agar mahasiswa mengetahui pertolongan pertama pada anak dengan epistaksis
  1. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu menjelaskan
    1. Pengertian dari epistaksis
    2. Penyebab epistaksis pada anak
    3. Tanda dan gejala anak yang mengalami epistaksis
    4. Patofisiologi epistaksis
    5. Komplikasi epistaksis
    6. Pengertian pertolongan pertama pada epistaksis
    7. Alat-alat yang diperlukan guna menolong anak yang mengalami epistaksis
    8. Prosedur pertolongan pertama pada anak yang mengalami epistaksis


EPISTAKSIS

Pengertian
Epistaksis adalah perdarahan hidung yang disebabkan karena rupturnya pembuluh kecil yang mengalami distensi dalam membrane mukosa pada area hidung(2).
Perdarahan hidung adalah hilangnya darah dari membran mukosa hidung, biasanya hanya berasal dari satu lubang hidung(3).
Epistaksis terjadi karena trauma, kurang humidifikasi, infeksi pernapasan setelah latihan berat, dan dikaitkan dengan sejumlah penyakit sistemik seperti demam reumatik dan campak (4)
Jadi, epistaksis merupakan hilangnya atau keluarnya darah dari membran mukosa hidung akibat rupturnya pembuluh darah kecil disekitar hidung dan biasanya terjadi pada salah satu lubang hidung akibat trauma, kurang humidifikasi, infeksi pernapasan maupun penyakit lain.

Penyebab epistaksis
Faktor-faktor yang menyebabkan epistaksis pada anak antara lain karena anak mengorek-ngorek lubang hidung, adanya peradangan atau iritasi  pada hidung, anak yang menderita demam, menghirup bahan-bahan kimia yang menyebabkan iritasi pada mukosa hidung, luka akibat kecelakaan atau terbentur benda keras, dipukul, dan dihantam yang mengenai hidung. Perdarahan pada hidung juga dapat disebabkan karena infeksi lokal saluran hidung. Suhu udara yang terlalu dingin atau terlalu kering juga menyebabkan perdarahan hidung karena udara yang terlalu panas ataupun terlalu dingin dapat menyebabkan membran mukosa hidung menjadi kering. Anak yang memasukan benda-benda asing ke lubang hidung, dan  meniup lewat hidung juga dapat mengalami perdarahan hidung atau epistaksis. (1,3,4)


Tanda dan gejala  epistaksis
            Biasanya epistaksis terjadi tanpa tanda-tanda peringatan. Darah akan mengalir perlahan-lahan tetapi bebas melalui satu atau kadang-kadang kedua lumen hidung.(5)
Tanda-tanda terjadinya perdarahan hidung antara lain adalah adanya perdarahan yang keluar dari salah satu atau kedua lubang hidung, penderita sering menelan, dan penderita merasa ada cairan di bagian belakang hidung dan tenggorokan.

Patofisiologi epistaksis
            Epistaksis yang terjadi karena udara yang terlalu dingin, terlalu panas,  kurangnya kelembaban, demam dan menghirup bahan-bahan kimia dapat menyebabkan iritasi pada selaput lender hidung sehingga mengakibatkan  pembuluh darah di hidung mudah pecah.
Jika anak kemasukan benda asing, mengorek-ngorek lubang hidung serta terjadi trauma pada hidung dapat langsung menyebabkan pembuluh darah di hidung menjadi rupture dan akhirnya terjadi perdarahan pada hidung.

Pertolongan pertama pada anak epistaksis
Pertolongan pertama pada anak epistaksis ialah pertolongan yang diberikan pertama kali saat anak mengalami perdarahan sebelum dibawa ke pusat pelayanan kesehatan. Pertolongan pertama yang diberikan meliputi kegiatan yang sederhana yang dapat dilakukan di rumah.
Epistaksis pada anak biasanya akan berhenti spontan dalam waktu beberapa menitnamu bila masih terjadi perdarahan terus-menerus segera lakukan pertolongan pertama.
Pertolongan pertama kasus epistaksis ditujukan untuk menghentikan darah yang keluar dan menjaga jalan udara tetap terbuka.

Alat dan bahan yang diperlukan untuk pertolongan pertama epistaksis
    • Kain bersih
    • Air dingin (es)

Prosedur pertolongan pertama epistaksis
1.            Anak diposisikan duduk dengan kepala agak condong ke depan. Jangan menunduk, sebab dapat menyebabkan darah keluar semakin deras dari hidung.
2.            Periksa apakah ada benda asing di lubang hidung. Bila ada segera keluarkan.
3.            Jepit lubang hidung anak dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk sedemikian rupa sehingga septum nasal  seperti dipijat dengan pelan. Lakukan selama 15 menit dan jangan dilepaskan.
4.            Anjurkan anak untuk bernafas melalui mulut dan jangan mencoba untuk menelan darah.
5.            Kompres daerah sekitar hidung dengan menggunakan kain bersih yang telah dicelupkan ke dalam air dingin (es)
6.            Tunggu sekitar 5 menit sebelum memastikan perdarahan berhenti.
7.            Larang anak mengangkat benda-benda keras atau berolahraga terlalu berat untuk menghindari hidung berdarah kembali.
8.            Jika darah masih keluar, jepit kembali lubang hidung selama beberapa menit, namun bila perdarahan masih berlangsung lebih dari 30 menit jangan tunggu lagi bawa penderita ke rumah sakit.
9.            Hubungi dokter bila anak mengalami perdarahan berulang, ataubila perdarahan terjadi lebih sering dan tidak berhubungan dengan udara dingin atau iritasi yang lain.
Dalam masyarakat, epistaksis yang biasa disebut mimisan ditangani dengan menyumbat hidung yang berdarah menggunakan daun sirih yang digulung.

Komplikasi epistaksis
Bila epistaksis atau perdarahan tidak segera berhenti dan tidak ditangani dengan segera, maka darah dapat masuk ke dalam bagian tengah telinga juga ke sudut mata. Perdarahan berat dapat mengakibatkan tekanan darah rendah, jantung berdetak lebih cepat, sukar bernapas dan muka menjadi pucat.

Pencegahan epistaksis
Agar tidak terjadi mimisan berulang, maka hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah mimisan adalah anjurkan anak untuk tidak mengorek-ngorek lubang hidung atau memasukkan sesuatu ke dalam lubang hidung. Anjurkan anak untuk bersin dengan mulut terbuka. Saat anak mengalami demam dan suhu tubuh meningkat, kompres untuk menormalkan suhu tubuh. Sebab suhu tubuh yang meningkat dapat menyebabkan selaput lender hidung mengering dan mempermudah pecahnya pembuluh darah yang menimbulkan mimisan atau perdarahan. Bila tinggal di daerah yang panas, gunakan pelembab udara.

0 komentar:

Posting Komentar