BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker payudara merupakan masalah kesehatan utama di dunia bagi wanita. Insiden keseluruhannya meningkat sampai 54 % dalam 40 tahun terakhir. Telah banyak kematian yang diakibatkan oleh penyakit kanker payudara. Insiden ini akan terus meningkat apabila penanganan serta pencegahan terhadap kanker payudara tidak ditangani secara serius.
Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan pertama pada kasus kematian pada wanita. Tingginya insiden tidak sebanding dengan kesadaran wanita akan pencegahan sejak dini.
Hingga saat ini belum ditemukan penyembuhan untuk kanker payudara. Dengan meningkatnya kasus kejadian kanker payudara, maka perlu diadakannya suatu sosialisasi pencegahan dini terhadap kanker payudara.
Perawat sebagai satu bagian dari tim kesehatan berkewajiban untuk mengetahui tentang konsep penyakit kanker payudara agar dapat mensosialisasikan informasi mengenai bahaya serta cara pencegahan kanker payudara.
Di ruang bedah wanita dan anak RSDK, terdapat banyak pasien penderita kanker payudara yang telah mencapai stadium lanjutan. Para pasien ini ada yang rutin datang ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan, ada pula yang dilakukan pembedahan. Dalam hal ini perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada para pasien agar dapat menjalani pengobatan dan perawatannya secara tuntas sehingga penyakit yang dialaminya dapat ditangani sesegera mungkin dan tidak dapat bermetastase.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan praktik keperawatan medikal bedah di ruang bedah wanita dan anak, mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami kanker payudara.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep umum dari kanker payudara
b. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker payudara
c. Mahasiswa mampu menganalisa kondisi yang terjadi pada pasien kanker payudara dengan teori yang telah didapat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Kanker payudara (Ca Mamae) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat payudara. Kanker ini mungkin ditemukan sewaktu masih lokal (in situ) atau yang lebih sering telah menyebar (maligna).
Terdapat beberapa jenis kanker payudara, yaitu:
1. Karsinoma insitu
Merupakan kanker yang masih berada pada tempatnya. Merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya.
2. Karsinoma duktal
Merupakan karsinoma yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma dukatal. Kanker ini bisa terjadi sebelum atau sesudah menopause. Kanker ini terkadang dapat diraba dan pada pemeriksaan mammogram, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium (mikrokalsifikasi). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan. Sekitar 25-35% penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama).
3. Karsinoma lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram, tetapi biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk keperluan lain.
4. Karsinoma invasif
Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastasik (menyebar ke bagian tubuh lainnya).
Pentahapan kanker payudara berdasarkan TNM
Tahap 0 | Tis | N0 | M0 |
Tahap I | T1 | N0 | M0 |
Tahap IIA | T0 | N1 | M0 |
T1 | N1 | M0 | |
T2 | N0 | M0 | |
Tahap IIB | T2 | N1 | M0 |
T3 | N1 | M0 | |
Tahap IIIA | T0 | N2 | M0 |
T1 | N2 | M0 | |
T2 | N2 | M0 | |
T3 | N1 | M0 | |
Tahap IIIB | T4 | Sembarang N | M0 |
Sembarang T | N3 | M0 | |
Tahap IV | Sembarang T | Sembarang N | M1 |
Tumor Primer (T) | |
T0 | Tidak ada bukti tumor primer |
Tis | Karsinoma insitu: karsinoma intraduktal, karsinoma lobular insitu, atau penyakit paget puting susu dengan atau tanpa tumor |
T1 | Tumor ≤ 2 cm dalam dimensi terbesarnya |
T2 | Tumor > 2 cm tetapi tidak > 5 cm dalam dimensi terbesarnya |
T3 | Tumor > 5 cm dalam dimensi terbesarnya |
T4 | Tumor sembarang ukuran dengan arah perluasan ke dinding dada atau kulit. |
Nodus Limfe Regional (N) | |
N0 | Tidak ada metastasis nodus limfe regional |
N1 | Metastasis ke nodus limfe aksillaris ipsilateral (s) yang dapat ditegakkan |
N2 | Metastasis ke nodus limfe aksillaris ipsilateral (s) terfiksasi pada satu sama lain atau pada struktur lainnya |
N3 | Metastasis ke nodus limfe mamaria internal ipsilateral |
Metastasis Jauh | |
M0 | Tidak ada metastasis yang jauh |
M1 | Metastasis jauh (termasuk metastasis ke nodus limfe supraklavikular ipsilateral) |
B. ETIOLOGI
Sampai sejauh ini penyebab spesifik dari kanker payudara belum diketahui, namun ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara. Beberapa faktor risiko tersebut diantaranya adalah:
1. Usia (sekita 60% terjadi pada usia diatas 60 tahun)
2. Riwayat menderita kanker payudara
3. Riwayat keluarga yang pernah menderita kanker payudara
4. Faktor genetik dan hormonal
5. Obesitas pasca menopause
6. Pemakaian (konsumsi) alkohol
7. Paparan penyinaran radiasi
8. Menarche dini
9. Menopause pada usia lanjut
C. MANIFESTASI KLINIS
Kanker payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar, dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Beberapa gejala yang terjadi diantaranya adalah:
1. Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya,tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur.
2. Pada stadium awal, jika didorong oleh jaringan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit disekitarnya, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau biorok dikulit payudara, kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk, nyeri tulang, penurunan berat badan, ulserasi kulit.
3. Gejala lain yang mingkin ditemukan:
a. benjolan atau massa di ketiak
b. perubahan ukuran atau bentuk payudara
c. keluar cairan abnormal dari puting susu
d. perubahan warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola
e. payudara tampak kemerahan
f. kulit disekitar puting susu bersisik
g. puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal
h. nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara.
D. PATOFISIOLOGI
Kanker payudara berasal dari jaringan epitelial dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atopik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker perlu waktu 7 tahun untuk tumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa teraba (d=1 cm). Gejala yang sering adalah keluarnya cairan dari puting susu. Tanda lain berupa lekukan pada kulit akibat distorsi ligamentum coper. Jika penyakit telah berkembang dapat terjadi ulserasi.
Keganasa duktus pada puting berasal dari kanker intraduktal bagian dalam bergerak menuju keatas dinamakan penyakit peaget atau panyakit yang terjadi dari sel-sel ganas. Sel-sel tadi menimbulkan krusta.
Karsinoma inflamasi biasanya menginvasi kulit dan jaringan limfe. Karsinoma bermetastasis ke jaringan sekitar dan organ lain seperti paru, tulang, hati dan otak.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sadari
Merupakan pemeriksaan payudara sendiri, dimana klien mendeteksi sendiri apakah terdapat benjolan pada payudaranya.
2. Mammografi
Digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara.
3. USG Payudara
Digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengna benjolan padat.
4. Termografi
Digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.
5. Pemeriksaan darah
Untuk menilai fungsi hati dan penyebaran kanker.
6. Biopsi
Pengambilan contoh jaringan payudara untuk diperiksa dengan mikroskop.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Mastektomi
Dilakukan untuk menyingkirkan adanya kanker. Mastektomi terdiri atas mastektomi parsial (lumpektomi, eksisi luas, mastektomi segmental), quadrantektomi, biseksi nodus aksillaris, mastektomi radikal dimodifikasi, mastektomi radikal.
2. Terapi radiasi
3. Kemoterapi
Diberikan untuk menyingkirkan penyebaran penyakit mikrometastatik
4. Terapi hormonal
G. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat kesehatan
Melakukan wawancara dengan klien tentang riwayat pribadi kesehatannya, keluarga yang mengalami kanker payudara, menarce dini, nuli para, menopause usia lanjut, riwayat penyakit payudara jinak, pemajanan ionisasi, kontraseptif oral dan konsumsi alkohol.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dengan sadari yang ditemukan adanya benjolan pada payudara ataupun ketiak
c. Pengkajian tentang riwayat psikososial, bagaimana klien berespon terhadap diagnosis.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Diagnosa pre operatif
§ Koping tidak efektif b.d. diagnosis kanker, pengobatan dan prognosis
b. Diagnosa post operatif
§ Nyeri b.d. lika post operasi
§ Risiko infeksi b.d. pengangkatan jaringan
§ Gangguan citra tubuh b.d. mastektomi dan efek samping radiasi, kemoterapi
§ Cemas b.d. prognosis tak pasti
§ Potensial disfungsi pola seksual b.d. kehilangan bagian tubuh, perubahan citra diri dan ketakutan akan reaksi pasangan terhadap kehilangan.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Diagnosa: Koping tidak efektif b.d. diagnosis kanker, pengobatan dan prognosis
Tujuan: menurunkan ketakutan pra operatif, dan pasca operatif, stress emosional dan ansietas.
Kriteria hasil:
- Klien mengetahui informasi tentang mastektomi, dan terapi lainnya
- Klien dapat lebih aktif dalam perawatan dirinya dan dalam membuat keputusan
Intervensi:
- Berikan informasi tentang mastektomi, terapi radiasi, kemoterapi dan prosedur perawatan lainnya
- Berikan penyuluhan dan konseling pada tiap tahap proses keperawatan
- Libatkan klien dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Diagnosa:Nyeri b.d. luka post operasi
Tujuan: - nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil:
- Klien menyatakan nyeri berkurang atau hilang.
- Klien menunjukkan respon rileks
- Klien dapat mendemonstrasikan teknih manajemen nyeri
- Skala nyeri 0-3
- Status hemodinamik dalan rentang normal
Intervensi:
- Kaji karakteristik nyeri
- Ajarkan teknik manajemen nyeri
- Berikan posisi yang nyaman
- Anjurkan pasien untuk istirahat
- Kolaborasi pemberian analgetik
c. Diagnosa: risiko b.d. pengangkatan jaringan
Tujuan: tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil
- klien mampu mengelola drain setelah dipulangkan
- klien mengetahui tanda-tanda infeksi
- tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada daerah sekitar luka
- nilai lekosit darah dalam rentang normal.
- Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.
Intervensi:
- Berikan perawatan luka post operasi dengan teknik steril
- Pantau suhu tubuh
- Pantau status hemodinamik
- Pantau adanya tanda-tanda infeksi
- Pantau hasil laboratorium darah
- Kolaborasi pemberian analgesik
d. Diagnosa: Gangguan citra tubuh b.d. mastektomi dan efek samping radiasi, kemoterapi
Tujuan: klien dapat memperbaiki konsep diri dengan menemukan konsep diri yang positif
Kriteria hasil:
- klien mampu beradaptasi dan memanfaatkan sistem pendukung.
- Klien dapat meningkatkan koping positif terhadap dirinya
- Klien mau menerima keadaan dirinya.
Intervensi:
- Kaji tentang adanya sistem pendukung bagi klien.
- Libatkan keluarga dalam proses keperawatan
- Anjurkan keluarga (suami) untuk memotivasi klien.
- Berikan penjelasan tentang keadaan dirinya dan pilihan pengobatan
- Jawab pertanyaan klien
e. Diagnosa: Cemas b.d. prognosis tak pasti
Tujuan: cemas berkurang atau hilang
Kriteria hasil:
- Klien menyatakan cemas berkurang atau hilang sama sekali
- Klien dapat berperan serta dalam pengambilan keputusan akan program pengobatan
- Klien dapat mendiskusikan rasional pengobatan
Intervensi:
- kaji pengetahuan klien /keluarga mengenai kanker payudara
- berikan informasi tentang pilihan pengobatan
- ajarkan pentingnya mengikuti jadwal pengobatan yang telah ditentukan.
f. Diagnosa: Potensial disfungsi pola seksual b.d. kehilangan bagian tubuh, perubahan citra diri dan ketakutan akan reaksi pasangan terhadap kehilangan.
Tujuan: memperbaiki fungsi seksual
Kriteria hasil: Klien dapat mengidentifikasi strategi untuk mengatasi penurunan fungsi seksual.
Intervensi:
- kembangkan hubungan terapeutik antara perawat- klien
- berikan privasi dan rasa percaya diri klien
- diskusikan strategi untuk menyelesaikan masalah kesehatan seksual
- dorong pasangan untuk memotivasi klien.
0 komentar:
Posting Komentar