Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, April 05, 2011

ISPA PADA ANAK

 
ISPA PADA ANAK
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang menyerang balita dan sekian dari beberapa korban harus di rawat inap di rumah sakit karena penyakit yang membahayakan im, dan merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi. ISPA akan semakin parah bila telah masuk ke fase Pneumonia
ANAK adalah harta paling berharga dalam sebuah keluarga. Tak heran, bila semua orangtua segala sesuatu demi anak. Pun demikian dengan masalah kesehatan anak, khususnya balita, penting artinya bagi sebuah keluarga. Ibaratnya, kesehatan anak adalah kebahagiaan orang tua. Wajar ketika anak mulai sakit seperti terserang pilek, demam, atau problem lainnya, orangtua kelabakan.
Penyakit yang sering diderita bayi dan balita, menurut Dr Kishore R J, dokter spesialis anak yang berpraktik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina di Jatinegara, Jakarta, antara lain, demam, infeksi saluran nafas, dan diare. Khusus mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), banyak orang yang menyepelekan jenis penyakit ini. Padahal, angka kematian anak akibat ISPA, terbilang tinggi,ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik di negara berkembang maupun dinegara maju. Penyakit-penyakit saluran pernafasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa.
ISPA merupakan masalah kesehatan yang penting, karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi, yaitu kira-kira satu dari empat kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami tiga hingga enam episode ISPA setiap tahunnya. Tercatat, 40 persen hingga 60 persen i kunjungan diPuskcsmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA, mencakup 20 persen hingga 30 persen, umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari dua bulan
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernafasan atas. Yang benar, ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Infeksi ISPA biasanya berlangsung sampai 14 hari.Yang dimaksud dengan saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernafasan bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian bagi anak yang menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam dua golongan, yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan nafas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan nafas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus, jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pemafasannya. Infeksi saluran pernafasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua go-longan masyarakat pada bul.inbul.in musim dingin.Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia, sering terjadi pada anak kecil terutama apabila ter dapat gizi kurang dan dikombiiusi dengan keadaan lingkungan yang tidak sehat atau bersih. Risiko (cr utama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.
Pada umumnya, suatu penyakit saluran pernafasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernafasan dan bisa meninggal. Bik sudah dalam kegagalan pernafasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian angka kematiannya masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.
Tanda-tanda bahaya dapat dilih.it berdasarkan tanda-tanda tampak di pemeriksaan klinik dan tanda-tanda tampak pada pemeriksaan laboratorium.Pada sistem pernafasan adalah napas tak teratur dan cepat, refraksi/ tertariknya kulit kedalam dinding dada, napas cuping hidung/napas dimana hidungnya tidak lobang, sesak kebiruan, suara nafas lemah atau hilang, suara nafas seperti ada cairannya sehingga terdengar keras.Pada sistem peredaran darah dan jantung denyut jantung cepat atau lemah, hipcrtensi, hipotcnsl dan gagal jantung.Pada sistem Syaraf adalah gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, kejang dan coma.
Pada hal umum adalah letih dan berkeringat banyak.Sedangkan untuk tanda-tanda laboratorium hanya dimengerti oleh petugas kesehatan yang paham dan menguasai ilmu ISPA. Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur dua bulan sampai lima tahun adalah tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stri-dor dan gizi buruk.Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari dua bulan adalah kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam dan dingin
Pemberantasan penyakit ISPA di Indonesia, telah dimulai sejak 1984 bersamaan dengan diumumkannya Pemberantasan Penyakit ISPA Tingkat Global oleh WHO. Pada tahun 1988, WHO mempublikasikan pola baru tatalaksana penderita ISPA, yakni memisahkan tatalaksana penyakit Pneumonia dengan penderita penyakit infeksi akut telinga dan tenggorokan.Kemudian pada Lokakarya Nasional IU tahun 1990 di Cimacan telah dibahas tatalaksana penderita ISPA pola WHO pada tahun 1988 tersebut. Kemudian setelah diadaptasi sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, maka pola tersebut diterapkan di Indonesia. Maka dengan adanya penetapan tersebut sejak tahun 1990 pemberantasan penyakit ISPA menitikberatkan atau memfokuskan kegiatannya pada penanggulangan Pneumonia Balita, doctorology.com/dn/berbag3l sumber
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang menyerang balita dan sekian dari beberapa korban harus di rawat inap di rumah sakit karena penyakit yang membahayakan im, dan merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi. Penyakit yang sering diderita bayi dan balita, menurut Dr Kishore R J, dokter spesialis anak yang berpraktik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina di Jatinegara, Jakarta, antara lain, demam, infeksi saluran nafas, dan diare. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA, mencakup 20 persen hingga 30 persen, umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari dua bulan ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernafasan atas. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia, sering terjadi pada anak kecil terutama apabila ter dapat gizi kurang dan dikombiiusi dengan keadaan lingkungan yang tidak sehat atau bersih. Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari dua bulan adalah kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam dan dingin Pemberantasan penyakit ISPA di Indonesia, telah dimulai sejak 1984 bersamaan dengan diumumkannya Pemberantasan Penyakit ISPA Tingkat Global oleh WHO.


                                                                                                     

0 komentar:

Posting Komentar